Remaja, Demam Kpop dan Fast Fashion, Dampaknya Untuk Lingkungan

Halo, Saat ini banyak remaja Indonesia terkena demam hallyu wave atau budaya Korea Selatan. Tak hanya menyukai musik atau dramanya saja, mereka juga mengikuti tren make up, skincare, dan yang paling mendominasi adalah tren mode pakaian.

Apalagi sekarang banyak idol kpop yang fashionable hingga orang-orang tertarik untuk mengikuti mereka. Sekarang, tren mode sangat cepat berganti. Seperti saat ini trennya adalah vintage dress, setelah sebelumnya casual looks. Dan semua itu diikuti oleh kebanyakan remaja Indonesia.

Remaja, Demam Kpop dan Fast Fashion, Dampaknya Untuk Lingkungan

Banyak sekali akun yang menjual pakaian yang mengikuti tren Korea, baik online maupun offline. Belum lagi adanya tren OOTD di media sosial, seperti di TikTok dan Instagram. Banyak sekali remaja yang suka mengikuti tren fashion.

Contohnya Lili teman saya, suka sekali membeli pakaian untuk mengikuti tren. Ia dapat membeli tiga sampai empat baju dalam sebulan. Ia biasanya membeli baju dengan harga murah di toko online. Padahal dia hanya menggunakannya sebentar, bisa hanya sekali dua kali lalu hanya dipajang di lemari. Karena pergantian tren, banyak sekali baju yang hanya dipakai sebentar lalu dibiarkan menumpuk.

Fast fashion adalah istilah untuk pakaian yang modelnya cepat berganti dan dibuat dengan kualitas yang kurang bagus. Fast fashion itu menimbulkan limbah industri yang merusak lingkungan.

Remaja, Demam Kpop dan Fast Fashion, Dampaknya Untuk Lingkungan

Proses pembuatan pakaian fast fashion ini menghasilkan limbah pabrik yang merusak lingkungan. Misalnya, menggunakan pewarna tekstil yang murah harganya, tapi berbahaya karena menyebabkan pencemaran. Ada juga penggunaan kain berbahan poliester menimbulkan serat mikro. Kedua hal ini menyebabkan kerusakan lingkungan serta timbul penyakit.

Bila sudah tak digunakan, biasanya baju bekas itu menggunung dan akhirnya dibuang. Bila tak didaur ulang, ini bisa menyebabkan pencemaran lingkungan. Sama halnya dengan limbah plastik, kain-kain bekas juga tidak bisa terurai selama puluhan tahun.

Remaja, Demam Kpop dan Fast Fashion, Dampaknya Untuk Lingkungan

Jadi sebaiknya kita memanfaatkan pakaian yang ada, tidak terlalu sering membeli baju. Beli baju dengan kualitas kain yang lebih bagus, hingga tahan lama.

Kita bisa membeli baju bekas di thrift shop. Thrift shop merupakan toko yang menjual baju bekas layak pakai. Kalau kita teliti dan beruntung, kita bisa mendapatkan baju bekas yang bagus!

Sebaiknya kita membeli baju yang modelnya bisa dipakai dalam waktu yang lama, jadi dapat menghindari belanja melulu. Selain itu, kita bisa mix and match, memadupadankan baju yang kita punya, hingga dapat membuat gaya baru tanpa harus membeli pakaian lagi.

Terus, Bertukar baju dengan saudara atau teman juga merupakan kegiatan yang bisa dilakukan untuk menghindari pemborosan beli baju terus-menerus. Selain kita mendapatkan baju baru, kita juga jadi saling berbagi, deh. 

Sumber Foto: Pixabay.com

 

Posting Komentar

5 Komentar

  1. bener juga ya, limbah fast fashion ini dampaknya besar banget. tapi ga bisa dipungkiri kalau model baju-baju vintage ini sangat lucu dan ga heran banyak orang yang jadi doyan belanja baju

    BalasHapus
  2. Betul mengenai pergantian yang cepat dalam hal fashion apalagi anak anak remaja. Dan akhirnya banyak limbah ya.

    BalasHapus
  3. Setuju banget si limbah pakaian ini bener2 parah jg. Kalau aku pribadi lbh memilih model baju yg simple sehingga lbh panjang usia pakainya, tapi di kombinasi sm aksesoris.

    BalasHapus
  4. Iya, padahal limbah pakaian ini sulit dan jarang pengolahannya. Terima kasih pengingatnya, agar lebih bijak dalam membeli baju.

    Ada yang menyarankan untuk 1 in, 1 out. Kalo beli satu, baiknya mengeluarkan satu baju, ntah disumbangkan atau dijual

    BalasHapus
  5. Suka aku dengan pemikiran anak muda yang begini, siip Mbak Naillah.. sukses terus ya

    BalasHapus