Bersyukur Ada Listrik

Energi listrik sangat bermanfaat untuk kita dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai sumber penerangan di malam hari. Juga untuk menunjang kehidupan kita sehari-hari.

Yang mengurus listrik di negara kita adalah PLN atau Perusahaan Listrik Negara. Biasa disebut PT. PLN. PLN adalah sebuah Badan Usaha Milik Negara yang mengurusi perlistrikan di Indonesia.

Wah, banyak pekerjaannya ya, PLN. Sibuk karena harus mengurusi listrik ratusan juta penduduk Indonesia. 

Siang itu, aku dan keluarga sedang sibuk dengan kegiatan masing-masing. Papa sedang menonton televisi, Mama sedang menyetrika, dan Adikku Aldebaran sedang membuat video untuk akun YouTube nya. 


Sedangkan aku, hanya bermain dengan telepon genggamku. Tak ada yang bisa kulakukan sebenarnya, buku-buku telah selesai dibaca. Film menarik telah ditonton semua, dan kegiatan yang lain sudah aku lakukan. Hanya saja, aku bosan. Akhirnya, aku memutuskan memanggang roti bakar.  Pasti enak ya makan roti bakar keju!

Tapi tiba-tiba, lampu mati. Gelap sekali. Kami sekeluarga kaget. Aku buru-buru keluar dari rumah kecil kami, aku heran. Hanya aliran listrik kami yang mati! Rumah-rumah yang lain masih normal, tak ada kejadian aneh. Dan tentu saja, listriknya menyala. Sore itu, hampir gelap. Tak ada listrik! 

"Roti bakarku tidak jadi! Listrik mati!" keluh Aldebaran, lesu.

Ah, iya. Perutku lapar. 

"Anak-anak, sementara waktu kita tidak pakai listrik dulu ya. Petugas dari PLN akan segera datang secepatnya, jadi mungkin hanya beberapa jam saja kok." Kata Papa, sambil memasukkan telepon genggam ke saku celana. 

Aku pikir, aku akan baik-baik saja tanpa listrik. Tapi ternyata itu sangat membosankan. Aku dan adikku hanya termenung sambil duduk manis di sofa ruang tengah. 

"Habis Maghrib, kita main bola di luar yuk." Ajak Papa, Mama ikut-ikutan mengajak kami. Akhirnya, aku memutuskan untuk ikut. 

Eh, seru juga main di luar. Tapi, kami hanya bisa bermain sebentar. Masih banyak yang harus dilakukan! 

"Eh iya, aku ada PR. Aku kerjakan saja dulu." Kataku pada diriku sendiri, sambil menyalakan lilin. 

Aduh, pekerjaan rumah itu harus diketik dengan laptop. Bisa sih diketik di telepon genggam. Tapi baterai telepon Mama dan Papa serta punyaku habis. Dan laptopku perlu listrik karena baterainya juga hampir habis. 

"Papa, bagaimana ini. PR nya harus dikumpulkan besok?" Tanyaku pada Papa.

"Ayo kita ke tempat fotokopi, di sana pasti ada komputer untuk dipakai." Ajak Mama, kami segera pergi. 

Dan ternyata, tempat fotokopi itu libur untuk sementara. Aku tak tahu, karena kami sangat jarang ke tempat ini. Selain jaraknya jauh, kami mempunyai printer dan laptop untuk menyelesaikan PR ku.

"Fyuuh.. susah ya, tanpa adanya listrik. Padahal aku sering buang-buang listrik. Ternyata, kalau tidak ada listrik bikin susah ya.." Gumamku sambil tidur-tiduran di kamarku yang sangat gelap.

"Pr nya bagaimana ya?" Aku resah.
PR itu diberikan oleh Bu Fatimah, guru galak di sekolahku. Aku bisa bisa dihukum berdiri di depan tiang bendera, atau berlari 20 putaran. Tidak!

Listrik untuk apa saja?
Berkat listrik, aku bisa merasakan terang di malam hari, menikmati es lilin dari kulkas,  menonton film kartun kesayanganku, menulis cerita di laptop hingga mencari bahan untuk bikin tugas di internet. Dan banyak lagi manfaat listrik! Bersyukur sekali ada listrik. 

Aku menyesal suka membuang-buang listrik, aku jadi membayangkan kehidupan teman-temanku di daerah yang hanya mendapatkan sedikit listrik. 

Aku sering sekali menyalakan lampu walau aku tak memakainya, aku juga sering lupa melepaskan stop kontak yang tidak terpakai. Membiarkan TV tetap menyala saat aku tidur, menyalakan AC di saat cuaca dingin dan aku tidak memakainya, dan masih banyak lagi.

Saat malam tiba, akan susah untuk melihat kalau tak ada lampu. Dan susah untuk mengerjakan PR di malam hari. Ternyata, Aku beruntung, hidup dengan kecukupan listrik. Jika tak ada listrik, pasti gelap gulita. Peralatan listrik seperti kulkas, TV, ponsel, hingga mesin cuci dan pemanggang roti tak berfungsi.

Dua jam kemudian, dua orang petugas PLN datang ke rumah kami. Aku senang sekali!

"Maaf Pak, tadi ada kecelakaan di sekitar sini. Ada macet parah di sana jadi kami terlambat. Aliran listrik bapak akan segera kami perbaiki." Kata petugas itu, sambil menurunkan barang-barang. 

Tak lama, listrik di rumah menyala lagi. 
Aku yang hanya beberapa jam saja tak ada listrik ini pun tersiksa, bagaimana dengan orang-orang yang tinggal di daerah yang belum tercakup listrik ya?

Aku berjanji, akan selalu menghemat listrik. Hanya memakai listrik saat dibutuhkan, dan lebih menghemat listrik di pukul 18.00-21.00 karena saat itu adalah waktu dimana semua orang menggunakan listrik untuk kebutuhan masing-masing. Aku akan mematikan lampu yang tidak dipakai.

Aku akan mengurangi menonton TV, dan bermain internet. Aku akan lebih sering beraktivitas di luar rumah. Agar badan lebih sehat, dan lebih menghemat listrik di rumah. 

Semoga kejadian listrik di rumahku korslet tak terjadi lagi. Terima kasih PLN, telah memberikan kami listrik yang berkualitas! 



Posting Komentar

0 Komentar