Angel, Si Radio Berjalan


Namanya Angel. Ia biasa dipanggil radio berjalan. Ia suka sekali berbicara, terkadang yang ia bicarakan itu tidak bisa dimengerti. Kadang membuat teman-teman kesal atau pusing karena ocehannya. 


"Hei, Angel..daripada ngomong terus, mending kamu mulai nulis. Idemu kan sudah banyak!" Seru Nisfi.

"Ya, ya, sebentar! Aku lagi ngomong nih, mending kamu dengarkan aku!" Katanya sambil terus mengoceh, Nisfi jadi kesal. 

"Angel, kamu sudah mengerjakan PR belum?" Tanya Adiba. 

"Hah, memangnya ada PR ya, wah sepertinya tadi malam aku lupa mengerjakan karena keasyikan video call bareng Elisia," keluh Angel. Ia buru-buru membuka buku untuk mengerjakan PR. Duh, jangan ditiru,  teman!

"Angel, Angel!" Seru Nisfi kesal karena anak itu malah asyik mengoceh sendiri.

"Teman-teman, harus kita apakan ya Angel? Aku sangat kesal karena ia ngomong terus dan susah sekali untuk diajak kerja sama. Malas deh.." kata Nisfi pada Diba, Hasna dan Rindu.  

"Mungkin kita lakban saja mulutnya?" Usul Hasna tertawa. 

Rindu menggeleng lesu. "Pasti nggak bisa, dong. Nanti kan dia bisa lepas sendiri. Apalagi nanti kita bisa dimarahi Mama Angel gara-gara menjahili Angel," kata Rindu. Adiba mengangguk. 

"Bagaimana kalau kita kasih dia denda kalau dia ngomong terutama saat pelajaran," usul Nisfi.

Hasna berpikir. "mungkin bisa! Ayo, kita coba saja ya. Kalau nggak mempan, nanti kita marahi saja!"

Semuanya mengangguk setuju. 

**

"Iya, terus setelah itu aku pergi ke Singapura bareng Mari, nonton Justin Bieber dong!" Oceh Angel sambil mengerjakan tugas Bahasa Indonesia di kelas

"Teman-teman, mulai sekarang kalau kita mengoceh di kelas saat jam pelajaran, didenda 5000 rupiah ya!" Seru Hasna pada teman-teman sekelas. Semuanya mengangguk setuju. Angel segera berhenti mengobrol. 

"Bagaimana kalau kita ditanya Pak Taufik?" Tanya Angel. 
"Ya boleh. Tapi selain itu jangan cerewet, oke? Kalau kamu ngomongnya sama teman di luar kelas kita boleh. Atau kamu mengobrol di lapangan!" Jelas Rindu.

Angel terdiam. Mukanya sedih.

Sejak itu, Angel menjadi pendiam. Saat ekstra Jurnalistik pun, ia fokus menulis. Hari-hari di kelas Kartini jadi sepi. Tak ada ocehan dan celetukan lucu dari Angel. 

"Yah, bagaimana ini, si radio berjalan sudah bukan radio. Dia sangat pendiam, apalagi sekarang ditanya susah sekali. Aku jadi rindu sama ocehannya," kata Nisfi. Hasna mengangguk.

"Ada apa? Kok namaku disebut-sebut? Tanya Rindu kebingungan. Semua tertawa. 

"Bagaimana kalau kita minta maaf? Kita juga harus sabar dengan ocehannya. Oke?" Usul Hasna. 

Semuanya lalu mendekati Angel. Anak perempuan berkacamata itu bingung. Ia hanya diam. Hasna, Diba, Nisfi dan Rindu mengelilingi meja Angel. Angel mengerutkan dahi. 

"Ada apa?"
"Angel, kami minta maaf ya. Sudah memarahi kamu karena kamu sangat cerewet.." ujar Rindu.

"Iya, sekarang kamu boleh bercerita lagi. Malah kecerewetanmu bisa jadi ide ceritaku." Seru Nisfi, bergantian mereka meminta maaf pada Angel. 

"Teman-tema , peraturan denda tidak boleh berbicara di dalam kelas kita haus, ya!" Seru Hasna. Semua mengangguk. 

Angel senang sekali. "Yeay, untung sudah boleh ngomong. Soalnya, aku mau cerita lucu tentang liburanku kemarin." Kata Angel. 

"Oke, aku mau merekam kamu bercerita untuk jadi ide tulisanku," kata Nisfi. 

Kelas Kartini pun jadi ramai kembali. Angel sekarang suka berbicara kembali. Jadi radio berjalan lagi. Walau berisik, teman-teman suka. Daripada kelas jadi sepi dan membosankan?

Posting Komentar

0 Komentar