“Apa yang kamu lakukan kalau
temanmu berbeda agama?”
“Ya nggak pa pa, biasa aja. Tetap
main sama-sama.”
Itulah jawaban Aldebaran adikku dengan
santai saat ulangan di sekolah. Kami ketawa saat membacanya, tapi itu memang
betul. Memangnya kenapa kalau berbeda agama? Haha.
Belajar Toleransi di Sekolah Kucica Ungaran |
Kali ini aku ingin cerita tentang belajar toleransi di Sekolah Kucica. Kalian tahu tidak, arti toleransi? Menurut Wikipedia arti toleransi secara luas adalah suatu perilaku atau sikap manusia yang tidak menyimpang dari aturan, dimana seseorang menghormati atau menghargai setiap tindakan yang dilakukan orang lain.
Indonesia itu sangat besar. Indonesia mempunyai banyak keberagaman yang indah mulai dari agama, suku dan ras, budaya dan adat-istiadat, bahkan sampai latar belakang pendidikan dan profesi pun berbeda. Karena itu, sejak kecil kita harus mempelajari dan mengenal yang namanya toleransi agar kita bisa menghargai sesama.
Kalau orang-orang di Indonesia tidak bisa menghargai satu sama lain, Indonesia bisa terpecah-belah. Banyak pertengkaran di sana-sini, suasana rasanya tidak damai dan kericuhan di mana-mana. Pasti kehidupan menjadi nggak aman dan kita tidak bisa bermain serta belajar dengan tenang. Rasanya pasti tidak enak!
Guru-guru di TK Kucica ini juga
mengajarkan berbagai hal tentang hidup rukun, menghargai dan menyayangi satu sama lain, dan juga menolong sesama tanpa
memandang perbedaan. Mereka sangat sabar mengajari kami tentang banyak hal,
terutama tentang toleransi.
Kami diajak mengenal Vihara Dhammasala, vihara yang digunakan umat Budha untuk berdoa lalu melihat patung Budha berlapis emas yang memiliki tinggi dua meter di tengah ruangan setelah kami melepas sepatu dan masuk ke ruangannya.
Kalian tahu nggak, apa itu imlek? Imlek adalah perayaan terpenting orang Tionghoa yang dirayakan sesuai dengan penanggalan kalender orang Tionghoa. Tahun barunya orang Tionghoa.
Saat Imlek, Kami juga pernah
diajak berkunjung ke Kelenteng Tay Kak Sie di Semarang, dan dikenalkan dengan
perbedaan dari banyaknya agama dan budaya di Indonesia yang besar ini. Di sana, kami
melihat-lihat dan bertanya berbagai macam hal yang berkaitan dengan kelenteng
tersebut. Kami bisa melihat-lihat bagian dalam kelenteng, ada patung Dewa, lilin
besar, kue keranjang, altar tempat beribadah, dan masih banyak lagi. Seru
banget deh!
Paling seru, Kami diajak berbaris rapi lalu bergantian diberi agpao oleh Kakek Tan Ek Joen, setelah sebelumnya diajarkan oleh para pengurus yayasan bagaimana caranya memberi salam penghormatan kepada orang yang lebih tua.
Caranya, sambil bilang Selamat Imlek, kita harus menangkupkan kedua tangan sejajar dengan kedua mata, itulah cara memberi salam untuk menghormati orang yang lebih tua, pemberian angpao bukan tentang jumlah uang yang kami dapat tapi tentang rasa kasih sayang yang besar dan menghormati sesama.
Setelah itu, Kami berkunjung ke TK SInar Matahari di Jalan Gang Pinggir dan berkenalan dengan murid-murid yang ada di sana. Kami juga bergantian menunjukkan bakat seni seperti menari tarian ayam dari Sekolah Kucica, dan menyanyi mars sekolah oleh murid-murid TK Sinar Matahari, lalu kami bermain dan diakhiri dengan acara makan bersama.
Guru-guru di TK Kucica juga
mengajak kami untuk belajar puasa, termasuk Vio dan teman-temanku yang beragama
lain. Devina, Vio dan Vena jadi tahu rasanya puasa, menahan lapar dan haus
walau hanya beberapa jam. Lalu saat menjelang pulang sekolah kami berbuka puasa
dengan masakan yang dimasak oleh guru-guru. Bu Guru memang suka memasakkan
anak-anak muridnya setiap hari Jumat. Mulai dari nasi goreng, sampai es cendol.
Karena belajar puasa, Vio dan teman-teman yang beragama lain jadi lebih mengerti dan juga tidak makan bekalnya di depanku saat sedang berpuasa. Kami juga lebih menghargai satu sama lain.
"Ini cara saya untuk merawat kebersamaan, toleransi, dan keberagaman. Bagaimana cara kamu? Kabarkan/sebarkan pesan baik untuk MERAWAT kebersamaan, toleransi, dan keberagaman kamu dengan mengikuti lomba "Indonesia Baik" yang diselenggarakan KBR (Kantor Berita Radio). Syaratnya, bisa kamu lihat di sini.”
23 Komentar
toleransi ini penting banget ya mba.. dan kita harus ajarkan sejak kecil agar menjadi prinsip penting yang terus dipegang teguh
BalasHapusMenanamkan toleransi sejak kecil emang perlu banget.. Apalagi jaman sekarang...Bersyukur bagi yang hidup di lingkungan beragam latar belakang agama dan budaya dengan damai dan rukun ya...
BalasHapusKeren pisan guru2 di sekolah Kucica ini, mengajarkan sebuah toleransi pada anak didiknya sedini mungkin agar kelak bisa belajar memahami perbedaan yang ada di sekitar kita ya Mak,
BalasHapusBagus banget sekolah di Kucica ya Kak Nai, jadi paham mengenai keberagaman di Indonesia. Dengan menuliskannya di blog, makin banyak deh yang paham. :)
BalasHapusIni tulisan Kakak Nailah ya?
BalasHapusBagus bangettt... Berbakat seperti Mamanya.
Sekolah Kucica bagusnya, ada field trip ke rumah ibadah. Jadi murid yang beragama lain bisa tau dengan melihat langsung.
Namanya keberagaman dan perbedaan emang harus diajarkan sedini mungkin ya Mbak. Supaya mereka terbiasa melihat indahnya perbedaan hingga dewasa nanti.
BalasHapusIndahnya jika Indonesia selalu bersatu..damainya Indonesia
Lucu banget ya namanya, kucica. Apa artinya? Asyik juga kalau anak-anak luas pergaulan dan wawasannya.
BalasHapusBeruntung sih hidup di negara yang orangnya udah beragam krn jd mengenal banyak karakter org juga
BalasHapusIndonesia ini berpotensi jd negara besar, apalagi kalau warganya rukun2, keknya ada aja pihak yg gk suka jd ada aja yg berusaha memecah belah gtu.
Makanya sejak dini anak2 kudu dikenalkan keberagaman supaya kelak saat gede tak mudah terprovokasi kalau ada berita aneh2 soal SARA ya
sejak dini anak-anak memang harus dikenalkan dengan berbagai perbedaan antara manusia yang ada disekelilingnya ya mbak. Memupuk jiwa toleransi agar bisa hidup damai berdampingan walau banyak perbedaan
BalasHapusKakak Nai jadi belajar toleransi antar suku - agama - adat dan budaya ya! Keren banget konsep sekolahnya.
BalasHapusMemang membesar bersama orang yang beragam membuka wawasan kita lebih luaaasss lagiiii
Sekolah memang bisa menjadi miniatur keberagaman dan belajar saling bertoleransi yaah, kak..
BalasHapusSeru dan pasti anak menjadi lebih mudah memahami makna toleransi.
Karena sekolah di sekolah negeri, anak anak aku juga jadi belajar toleransi dengan teman yang beda agama mak. soalnya dulu TKnya, TK islam.. hehe. Toleransi dalam keberagaman emang harus dirawat sejak kecil ya maaak
BalasHapusSejak baca dari link, saya langsung buka judulnya
BalasHapusMau tahu Kucica itu apa
Dan memang benar mereka masuk ke tempat edukasi yang dibutuhkan anak-anak
Bener, Kakak Nai.. Indonesia ini hidup dengan beragam suku, ras dan agama. Jika kita tidak saling bertoleransi maka kita akan terpecah belah. Saling menghargai satu sama lain buat kita jadi damai. Asalkan masih dalam batas akidah masing-masing ya, Kak.
BalasHapusMengajarkan yoleransi sejak dini dan melalui tindakan nyata, oke banget nih. Karena anak2 akan lebih mudah menyerap ketika diajarkan tidak hanya lewat tulisan, tapi juga dari tindakan nyata
BalasHapusIndonesia itu beraagam ya mak, kalau semua saliing mencintai dan menghormati tidak aakan ada apa-apa aman nyaman negara kita, makanya peer kita buat anak-anak ke depannya untuk nanenim toleransi.
BalasHapusKak Nai tulisannya bagus banget mengalir, enak dibaca, moga menang ya kak..
BalasHapusAnakku juga satu-satunya temannya tuh beda agama. Aku pun biarin aja mereka main bersama dan anakku ga ngomongin soal agama.
BalasHapusAh kak Nai, buah tidak jatuh jauh dari pohonnya nih. Iya bener Nai, Indonesia jadi lebih kuat kalau semuanya bersatu padu ya nak.
BalasHapusKak Nailah, senang sekali aku membaca ceritamu. Kamu kelas berapa? Menarik banget, lho, ceritamu jalan-jalan dengan teman-teman di Kucica.
BalasHapusKeren nih Sekolah Kucica, bisa bikin anak-anak makin paham ya bahwa toleransi tuh sudah kebutuhan bersama. Indonesia kan memang suku dan agamanya beragam. Ya rukun gitu sih harusnya.
BalasHapusIndonesia kaya akan suku dan agama. Memang sejak kecil anak dikasih pengertian. Kadang hoax medsos ini yang bikin salah pengertian
BalasHapusTulisan Nai menarik banget, rapi dan fokus, memang penulis ya beda rasa saat bacanya :)
BalasHapusAnak-anakku udah belajar toleransi sejak dari rumah karena keluarganya berbeda-beda suku dan agama :)