Belajar Toleransi di Sekolah Kucica Ungaran


“Apa yang kamu lakukan kalau temanmu berbeda agama?”

“Ya nggak pa pa, biasa aja. Tetap main sama-sama.”

Itulah jawaban Aldebaran adikku dengan santai saat ulangan di sekolah. Kami ketawa saat membacanya, tapi itu memang betul. Memangnya kenapa kalau berbeda agama? Haha.

Belajar Toleransi di Sekolah Kucica Ungaran
Belajar Toleransi di Sekolah Kucica Ungaran


Ya, Kami berdua sudah terbiasa berteman dengan teman yang berbeda agama dan suku karena saat masih di TK, kami bersekolah di Sekolah Kucica Ungaran di Kabupaten Semarang. Ungaran adalah ibukota Kabupaten Semarang, jaraknya kurang lebih 17 kilometer dari Kota Semarang. Kota ini terkenal sebagai kota industri.

Kali ini aku ingin cerita tentang belajar toleransi di Sekolah Kucica. Kalian tahu tidak, arti toleransi? Menurut Wikipedia arti toleransi secara luas adalah suatu perilaku atau sikap manusia yang tidak menyimpang dari aturan, dimana seseorang menghormati atau menghargai setiap tindakan yang dilakukan orang lain.

Belajar Toleransi di Sekolah Kucica Ungaran


Indonesia itu sangat besar. Indonesia mempunyai banyak keberagaman yang indah mulai dari agama, suku dan ras, budaya dan adat-istiadat, bahkan sampai latar belakang pendidikan dan profesi pun berbeda. Karena itu, sejak kecil kita harus mempelajari dan mengenal yang namanya toleransi agar kita bisa menghargai sesama.

Kalau orang-orang di Indonesia tidak bisa menghargai satu sama lain, Indonesia bisa terpecah-belah. Banyak pertengkaran di sana-sini, suasana rasanya tidak damai dan kericuhan di mana-mana. Pasti kehidupan menjadi nggak aman dan kita tidak bisa bermain serta belajar dengan tenang. Rasanya pasti tidak enak!

Di Sekolah Kucica tempatku bersekolah dulu, juga sangat mengajarkan tentang toleransi. Di Kucica, muridnya sangat beragam. Ada yang berasal dari suku Jawa, Sunda, hingga Sumatera. Murid-muridnya juga agamanya berbeda-beda. Seperti Davina beragama Hindu, Vio dan Vena yang memeluk agama Kristen, aku dan Ian beragama Islam.

Guru-guru di TK Kucica ini juga mengajarkan berbagai hal tentang hidup rukun, menghargai dan menyayangi satu sama lain, dan juga menolong sesama tanpa memandang perbedaan. Mereka sangat sabar mengajari kami tentang banyak hal, terutama tentang toleransi.

Belajar Toleransi di Sekolah Kucica Ungaran


Untuk mengajarkan kami bertoleransi dan menghargai perbedaan, kami juga sering diajak berkegiatan di luar sekolah. Kami semua pernah pergi ke Vihara Buddhagaya di Semarang menggunakan angkot, kendaraan andalan yang digunakan oleh sekolah ini saat pergi belajar di luar sekolah.

Kami diajak mengenal Vihara Dhammasala, vihara yang digunakan umat Budha untuk berdoa lalu melihat patung Budha berlapis emas yang memiliki tinggi dua meter di tengah ruangan setelah kami melepas sepatu dan masuk ke ruangannya.

Kalian tahu nggak, apa itu imlek? Imlek adalah perayaan terpenting orang Tionghoa yang dirayakan sesuai dengan penanggalan kalender orang Tionghoa. Tahun barunya orang Tionghoa. 

Saat Imlek, Kami juga pernah diajak berkunjung ke Kelenteng Tay Kak Sie di Semarang, dan dikenalkan dengan perbedaan dari banyaknya agama dan budaya di Indonesia yang besar ini. Di sana, kami melihat-lihat dan bertanya berbagai macam hal yang berkaitan dengan kelenteng tersebut. Kami bisa melihat-lihat bagian dalam kelenteng, ada patung Dewa, lilin besar, kue keranjang, altar tempat beribadah, dan masih banyak lagi. Seru banget deh!


Belajar Toleransi di Sekolah Kucica Ungaran


Setelah itu, kami berkunjung ke Gedung Rasa Dharma di Jalan Gang Pinggir Pecinan Semarang. Gedung Rasa Dharma adalah tempat perkumpulan orang Tionghoa yang tertua di Semarang, Boen Hian Tong yang berdiri tahun 1876.  Di sana, kami diceritakan tentang perayaan Imlek yang meriah seperti meriahnya Lebaran, oleh Ibu Asrida pengurus Rasa Dharma. Tak hanya itu, anak-anak diajak untuk bergaya ala pendekar kungfu di film-film laga.

Paling seru, Kami diajak berbaris rapi lalu bergantian diberi agpao oleh Kakek Tan Ek Joen, setelah sebelumnya diajarkan oleh para pengurus yayasan bagaimana caranya memberi salam penghormatan kepada orang yang lebih tua. 

Caranya, sambil bilang Selamat Imlek, kita harus menangkupkan kedua tangan sejajar dengan kedua mata, itulah cara memberi salam untuk menghormati orang yang lebih tua, pemberian angpao bukan tentang jumlah uang yang kami dapat tapi tentang rasa kasih sayang yang besar dan menghormati sesama.

Belajar Toleransi di Sekolah Kucica Ungaran

Setelah itu, Kami berkunjung ke TK SInar Matahari di Jalan Gang Pinggir dan berkenalan dengan murid-murid yang ada di sana. Kami juga bergantian menunjukkan bakat seni seperti menari tarian ayam dari Sekolah Kucica, dan menyanyi mars sekolah oleh murid-murid TK Sinar Matahari, lalu kami bermain dan diakhiri dengan acara makan bersama.


Belajar Toleransi di Sekolah Kucica Ungaran

Guru-guru di TK Kucica juga mengajak kami untuk belajar puasa, termasuk Vio dan teman-temanku yang beragama lain. Devina, Vio dan Vena jadi tahu rasanya puasa, menahan lapar dan haus walau hanya beberapa jam. Lalu saat menjelang pulang sekolah kami berbuka puasa dengan masakan yang dimasak oleh guru-guru. Bu Guru memang suka memasakkan anak-anak muridnya setiap hari Jumat. Mulai dari nasi goreng, sampai es cendol.

Karena belajar puasa, Vio dan teman-teman yang beragama lain jadi lebih mengerti dan juga tidak makan bekalnya di depanku saat sedang berpuasa. Kami juga lebih menghargai satu sama lain.
Dengan pelajaran toleransi yang diajarkan oleh guru-guru di Sekolah Kucica, dan juga pengalaman mengunjungi tempat ibadah agama lain aku jadi lebih mengerti tentang perbedaan diantara teman-teman. Semua anak-anak di Sekolah Kucica tetap bermain bersama dengan kompak, juga bersahabat satu sama lain walau memiliki banyak perbedaan. 

Belajar Toleransi di Sekolah Kucica Ungaran


Aku harap, semua orang di Indonesia bisa seperti kami. Saling membantu, dan saling menghargai dan membuat Indonesia menjadi damai dan lebih maju! 

"Ini cara saya untuk merawat kebersamaan, toleransi, dan keberagaman. Bagaimana cara kamu? Kabarkan/sebarkan pesan baik untuk MERAWAT kebersamaan, toleransi, dan keberagaman kamu dengan mengikuti lomba "Indonesia Baik" yang diselenggarakan KBR (Kantor Berita Radio). Syaratnya, bisa kamu lihat di sini.”










Posting Komentar

23 Komentar

  1. toleransi ini penting banget ya mba.. dan kita harus ajarkan sejak kecil agar menjadi prinsip penting yang terus dipegang teguh

    BalasHapus
  2. Menanamkan toleransi sejak kecil emang perlu banget.. Apalagi jaman sekarang...Bersyukur bagi yang hidup di lingkungan beragam latar belakang agama dan budaya dengan damai dan rukun ya...

    BalasHapus
  3. Keren pisan guru2 di sekolah Kucica ini, mengajarkan sebuah toleransi pada anak didiknya sedini mungkin agar kelak bisa belajar memahami perbedaan yang ada di sekitar kita ya Mak,

    BalasHapus
  4. Bagus banget sekolah di Kucica ya Kak Nai, jadi paham mengenai keberagaman di Indonesia. Dengan menuliskannya di blog, makin banyak deh yang paham. :)

    BalasHapus
  5. Ini tulisan Kakak Nailah ya?
    Bagus bangettt... Berbakat seperti Mamanya.

    Sekolah Kucica bagusnya, ada field trip ke rumah ibadah. Jadi murid yang beragama lain bisa tau dengan melihat langsung.

    BalasHapus
  6. Namanya keberagaman dan perbedaan emang harus diajarkan sedini mungkin ya Mbak. Supaya mereka terbiasa melihat indahnya perbedaan hingga dewasa nanti.

    Indahnya jika Indonesia selalu bersatu..damainya Indonesia

    BalasHapus
  7. Lucu banget ya namanya, kucica. Apa artinya? Asyik juga kalau anak-anak luas pergaulan dan wawasannya.

    BalasHapus
  8. Beruntung sih hidup di negara yang orangnya udah beragam krn jd mengenal banyak karakter org juga
    Indonesia ini berpotensi jd negara besar, apalagi kalau warganya rukun2, keknya ada aja pihak yg gk suka jd ada aja yg berusaha memecah belah gtu.
    Makanya sejak dini anak2 kudu dikenalkan keberagaman supaya kelak saat gede tak mudah terprovokasi kalau ada berita aneh2 soal SARA ya

    BalasHapus
  9. sejak dini anak-anak memang harus dikenalkan dengan berbagai perbedaan antara manusia yang ada disekelilingnya ya mbak. Memupuk jiwa toleransi agar bisa hidup damai berdampingan walau banyak perbedaan

    BalasHapus
  10. Kakak Nai jadi belajar toleransi antar suku - agama - adat dan budaya ya! Keren banget konsep sekolahnya.

    Memang membesar bersama orang yang beragam membuka wawasan kita lebih luaaasss lagiiii

    BalasHapus
  11. Sekolah memang bisa menjadi miniatur keberagaman dan belajar saling bertoleransi yaah, kak..
    Seru dan pasti anak menjadi lebih mudah memahami makna toleransi.

    BalasHapus
  12. Karena sekolah di sekolah negeri, anak anak aku juga jadi belajar toleransi dengan teman yang beda agama mak. soalnya dulu TKnya, TK islam.. hehe. Toleransi dalam keberagaman emang harus dirawat sejak kecil ya maaak

    BalasHapus
  13. Sejak baca dari link, saya langsung buka judulnya
    Mau tahu Kucica itu apa
    Dan memang benar mereka masuk ke tempat edukasi yang dibutuhkan anak-anak

    BalasHapus
  14. Bener, Kakak Nai.. Indonesia ini hidup dengan beragam suku, ras dan agama. Jika kita tidak saling bertoleransi maka kita akan terpecah belah. Saling menghargai satu sama lain buat kita jadi damai. Asalkan masih dalam batas akidah masing-masing ya, Kak.

    BalasHapus
  15. Mengajarkan yoleransi sejak dini dan melalui tindakan nyata, oke banget nih. Karena anak2 akan lebih mudah menyerap ketika diajarkan tidak hanya lewat tulisan, tapi juga dari tindakan nyata

    BalasHapus
  16. Indonesia itu beraagam ya mak, kalau semua saliing mencintai dan menghormati tidak aakan ada apa-apa aman nyaman negara kita, makanya peer kita buat anak-anak ke depannya untuk nanenim toleransi.

    BalasHapus
  17. Kak Nai tulisannya bagus banget mengalir, enak dibaca, moga menang ya kak..

    BalasHapus
  18. Anakku juga satu-satunya temannya tuh beda agama. Aku pun biarin aja mereka main bersama dan anakku ga ngomongin soal agama.

    BalasHapus
  19. Ah kak Nai, buah tidak jatuh jauh dari pohonnya nih. Iya bener Nai, Indonesia jadi lebih kuat kalau semuanya bersatu padu ya nak.

    BalasHapus
  20. Kak Nailah, senang sekali aku membaca ceritamu. Kamu kelas berapa? Menarik banget, lho, ceritamu jalan-jalan dengan teman-teman di Kucica.

    BalasHapus
  21. Keren nih Sekolah Kucica, bisa bikin anak-anak makin paham ya bahwa toleransi tuh sudah kebutuhan bersama. Indonesia kan memang suku dan agamanya beragam. Ya rukun gitu sih harusnya.

    BalasHapus
  22. Indonesia kaya akan suku dan agama. Memang sejak kecil anak dikasih pengertian. Kadang hoax medsos ini yang bikin salah pengertian

    BalasHapus
  23. Tulisan Nai menarik banget, rapi dan fokus, memang penulis ya beda rasa saat bacanya :)
    Anak-anakku udah belajar toleransi sejak dari rumah karena keluarganya berbeda-beda suku dan agama :)

    BalasHapus