Cerpen Nailah: Pulang

“Anya, bangun! Sudah waktunya kamu bangun. Ini sudah pagi!” Seru Bunda dari balik jendela kamar.
“Iya, Bunda. Anya sudah bangun!” Sahut Anya sambil berdiri meregangkan badannya.
Ia memandang foto keluarganya yang dipajang di meja rias Anya.

Foto: www.pixabay.com
“Met pagi, Kakak. Disini pagi, pasti di Eropa itu malam ya!  Selamat tidur!” Seru Anya sambil melihat foto Kak Bimo yang sedang memegang boneka Teddy bear.

Kakak Anya memang hidup di Eropa, di Amsterdam, Belanda tepatnya. Ia kuliah di sana. Sudah lama Anya tidak bertemu dengannya.

“Mandi ah, pasti segar!” Apalagi dihari ultahku ini, senangnya!” Kata Anya sambil masuk kamar mandi, ia bernyanyi riang didalam kamar mandi.

Kring..kring..kring..

“Halo, Selamat pagi?” Jawab Bunda.

Anya yang sudah selesai mandi dan berpakaian rapi pun penasaran. Bunda cukup lama mengobrol di telepon. Anya mendekat.

“Oh ya, ya..ok, hati-hati, ya!” Jawab Bunda menutup teleponnya.

“Siapa, Bun?”

Bunda kaget. “Ada, deh..” jawabnya sambil bergegas ke dapur.

Bunda sedang membuatkan Anya bistik dan kentang goreng kesukaannya, hidangan istimewa karena Anya berulang tahun hari ini.

“Duh, gasnya habis!” Teriak Bunda. “Untung sudah selesai masak!”

“Huh, kirain yang menelepon Kakak, mau mengucapkan selamat ulang tahun untukku!” Pikir Anya, kecewa. “Ah, tapi buat apa dipikirkan?”
Anya berlalu keluar rumah.

“Andai kakak ada disini, ia pasti senang melihat pohon mangga arumanis ini akhirnya berbuah. Pohon ini kan yang tanam kakak waktu umur 12 tahun.” gumam Anya, menatap pohon mangga yang lebat buahnya.

Tak sabar ia ingin memanjat pohon, memetik buah yang matang dan menyantapnya. Enak sekali!

Bunda yang ikut duduk di teras tersenyum-senyum. Anya makin penasaran dan memutuskan untuk bertanya pada Bunda.

“Siapa Bunda yang tadi menelepon? Bunda nampak senang sekali,”

“Oh, itu teman Bunda saat masih kecil. Ia ingin bertemu dengan Bunda. Hanya itu,”

Anya melirik Bunda curiga. Ia seperti menyembunyikan rahasia. Ah, Anya tahu itu! Ia kan calon detektif!

“Ah, Bunda pasti menyimpan rahasia. Anya yakin, ah sudahlah, Anya mau baca buku dulu!” gumam Anya.

Ting Tong..

Ada tamu. Terdengar pintu dibukakan oleh Mbak Tini, asisten rumah tangga Bunda. Ah, paling tukang gas.

“Kakak kapan lulus kuliah ya, Bun? Tahun ini, Kakak bisa pulang?” tanya Anya, murung. Ia rindu sekali pada kakak laki-lakinya itu.

“Tidak usah menunggu lama...” sahut seorang laki-laki yang berjalan dari arah ruang tamu.
Lelaki itu tersenyum lebar.

“Kakak! Kakak kapan pulang?” Tanya Anya sambil memeluk kakaknya erat.

“Kakak sudah lulus kuliah, Anya! Kakak tadi sudah menelepon Bunda tapi kakak sengaja bilang ke Bunda ini rahasia, kejutan untuk yang ulang tahun!” Jelas Kakak, tertawa puas.

Anya pura-pura marah tapi hatinya senang sekali sampai seperti ingin menangis. Hehe.

“Ayo, kita makan! Ada bistik, kentang goreng, dan juga kue bolu dan milkshake vanila!” Ajak Bunda memeluk Kak Bimo erat.

“Horee, ayo makan! Sahut Anya, sambil menarik Kak Bimo menuju meja makan yang penuh dengan  suguhan istimewa.

“Yah, kok nggak ada balado jengkol dan sambal goreng pete? Di Belanda kan nggak ada!” sahut Kakak.

Hahaha.

Anya bahagia, akhirnya bertemu Kakak. Sungguh ulang tahun yang paling menyenangkan!


Posting Komentar

2 Komentar